Sabtu, 24 Oktober 2009

Layer OSI & Protokol - Protokolnya

1. Data Link Layer

Protokol pada Data Link Layer mengantur secara langsung transfer antara node – node dari data antara dua komputer.

Fungsi-fungsi yang mendukung protokol ini antara lain :

· Deteksi dan Koreksi Kesalahan Transmisi

· Framing dan Link Access

· Reliable Delivery

· Flow Control

Flow control merupakan teknik yang digunakan untuk mengontrol proses pengiriman Frame dari pengirim ke penerima agar tidak terjadi penumpukan Frame yang menyebabkan hilangnya Frame sebelumnya. Hal ini terjadi karena Buffer penerima belum mengambil Frame yang harus diterimanya.
Teknik Error Control pada Data Link Layer pada umumnya ada dua, yaitu:

· Error Detection ada tiga jenis, yaitu Parity, BCC dan CRC yang dilakukan pada hardware.

Jika ada Error maka Flag ketiga Detection akan on. Jika on maka penerima akan meminta ulang pengiriman data.

· Error correction

Frame yang ada pada Data Link Layer harus mencakup sinkronisasi, format yang sesuai dengan Frame Control, agar Physical Layer dapat menerima Format Data Link Layer dan menjadi streaming bit.

Contoh – contoh protokol pada Data Link Layer :

a. HDLC (High Level Data Link Control)

b. Data Link Layer pada Intenet terdiri dari :

§ SLIP (Serial Line IP)

§ PPP (Point to Point Protocol)

c. Data Link Layer pada ATM

2. Network Layer

Internet protokol memiliki dua arsitektur, yaitu :

· Connectionless Internetworking Protocol

Keuntungan dari Connectionless Internetworking Protocol adalah :

a. Flexibel dapat dipakai dengan berbagai type Network yang Connectionless dengan sedikit modifikasi

b. Highly Roubus, jika ada node data paket hilang dapat diperoleh lewat node yang lain

c. Sangat tepat jika Connection yang diminta Transport Layer adalah Connectionless

· Connection Internetworking Protocol

Contoh dari Connection Internetworking Protocol adalah :

a. ICMP (Internet Control Message Protocol) bertugas mengirimkan pesan – pesan kesalahan dan kondisi lain yang memperhatikan perhatian khusus

b. ARP (Address Resolution Protocol) bertugas menemukan Hardware Address suatu Host dengan alamat IP tertentu

c. RARP (Reverse Address Resolution Protocol) bertugas menerjemahkan Hardware Address menjadi IP address suatu Host.

d. IP (Internet Protocol) bertugas untuk menyediakan cara terbaik untuk membawa datagram dari sumber ketujuan, tanpa memperdulikan apakah mesin yang bersangkutan berada pada jaringan yang sama atau tidak, atau apakah terdapat jaringan – jaringan lainnya antara sumber dengan tujuan atau tidak.

3. Transport Layer

Layanan Transport diimplementasikan oleh Protokol Transport yang dipakai antara dua buah Entity, yang menyerupai protokol pada Data Link Layer dalam hal Error Control, pengurutan, dan mengontrol aliran data.

Selain persamaan tersebut Protokol Transport dan Protokol Data Link juga memiliki perbedaan.
Perbedaan Protokol Transport denganProtokol Data Link pada :

· Lingkungan tempat protokol – protokol itu beroperasi.

Pada Data Link dua buah Router berkomunikasi secara langsung melalui saluran fisik dan tidak perlu dilakukan pengalamatan untuk menentukan Router yang dikomunikasikan, sedangkan pada Transport Layer saluran fisik tersebut digantikan oleh Subnet dan diperlukan pengalamatan untuk menetukan dengan Router yang dikomunikasikan.

· Pengalokasian Buffer.

Pada Data Link Buffer dialokasikan tetap di setiap saluran sehingga Frame baru akan selalu mendapatkan Buffer yang bisa digunakan. Pada Transport Layer tidak menarik jika dilakukan hal yang sama dengan data link, karena pada Transport Layer terjadi koneksi dengan jumlah yang besar.
Pada Transport Layer, internet memiliki dua buah protokol utama, yaitu:

a. TCP (Transmition Control Protocol) merupakan protokol yang bersifat connection oriented.

Setiap Byte pada koneksi TCP memiliki no urut 32 bitnya sendiri. Entity TCP pengirim dan penerima saling bertukar data dalam bentuk Segmen, setiap Segmen Header memiliki ukuran tetap 20 Byte yang diikuti oleh nol atau lebih Byte – byte Data. Software TCP memutuskan besarnya Segmen dan dapat mengakumulasikan Ddata dari beberapa penulisan menjadi sebuah Segmen atau memotong – motong Data dari sebuah penulisan menjadi beberapa Segmen.

Terdapat dua hal yang membatasi ukurun segmen :

Ø Setiap segmen, termasuk Header TCP, harus pas playload IP 65.535 Byte.

Ø Setiap jaringan memiliki MTU (Maximum Transfer Unit) yang umumnya beberapa ribu Byte yang menentukan ukuran maksimum segmen.

Jika Segmen lebih besar dari jaringan yang dilewatinya, maka Segmen dapat dipecah menjadi bebrapa Segmen oleh Router.

Koneksi dalam TCP menggunakan headshake tiga arah.

Untuk membentuk sebuah koneksi, pada server, secara pasif menunggu koneksi yang masuk dengan mengeksekusi primitive – primitive listen dan accept, baik dengan menspesifikasikan sumber yang spesifik ataupun tidak menspesifikasikan apapun sama sekali. Pada client mengeksekusi primitive connect, yang menspesifikasikan alamat IP dan port tempat koneksi akan dibuat, ukuran Segmen TCP maksimum yang akan diterima, dan secara optional beberapa data pengguna seperti password. Primitive connect mengirimkan segmen TCP dengan Bit SYN dalam keadaan aktif dan Bit ACK dalam keadaan pasif dan menunggu respons.

Manajemen window pada TCP tidak secara langsung terkait dengan acknowledgement seperti pada sebagian besar protokol – protokol Data Link.

Misalnya pada penerima yang memiliki buffer 4096 Byte, bila pengirim mentransmisikan Segmen 2048 Byte yang diterima secara benar, maka penerima akan mengacknowledge Segmen ini. Akan tetapi, karena sekarang penerima hanya memiliki 2048 ruang Buffer, maka penerima akan menawarkan jendela 2048 Byte yang diawali pada byte berikutnya yang diharapkan.

b. UDP merupakan protokol yang bersifat Connectionless.

4. Session Layer

Fungsi terpenting Session Layer adalah untuk membawa sematik dari interaksi Session Service User melalui hubungan dengan User lain. Interaksi antara Session Entity dengan cara saling tukar menukar Session Protokol Data Unit (SPDU) melalui hubungan logika, bahwa saling berkaitan terutama untuk mendukung hubungan antara dua Session Service User.

Pertukaran ini dapat terjadi bila keduanya mengikuti tata cara sintak dan sematik dari Session protokol. Protokol juga mengkhususkan kepada kejadian – kejadian yang menyebabkan SPDU dikirim, atau aktivitas - aktivitas yang dilakukan oleh Session Entity ketika menerima SPDU.

Parameter SPDU terdiri dari :

· Parameter group unit dimiliki oleh encode group parameter.

Parameter group unit terdiri dari tiga field, yaitu :

a. Field group indicator yang mengindentifikasi parameter group yang telah diencode.

b. Field length indicator yang mengindentifikasikan panjang dari parameter group yang telah diencode.

c. Satu atau lebih parameter unit jika ada.

· Parameter unit dimiliki encode single parameter.

Parameter unit terdiri dari tiga field sebagai berikut :

a. Field parameter indicator yang mengindentifikasikan parameter yang telah diencode.

b. Field parameter indicator yang mengindentifikasikan panjang dari nilai parameter.

c. Isi dari parameter itu sendiri jika ada.

Field-field yang biasanya digunakan dalam hubungan komunikasi field, yang menjadi parameter SPDU terdiri dari :

Ø SPDU indicator field menerapkan tipe SPDU

Ø Length indicator field menerapkan panjang parameter

Ø SPDU parameter field menerapkan encode parameter satu atau lebih

Ø User information field menerapkan SPDU dan jika memang ada

5. Presentation Layer

Virtual Terminal Protokol (VTP) merupakan contoh dari protokol pada Presentation Layer.

Fungsi dari VTP adalah suatu paket program dimana terminal khusus diubah fungsinya menjadi yang umum sehingga dapat dipakai oleh sembarang vendor.

Paket software bagian ini adalah X28/X29/X.3 yang disebut sebagai PAD (Packet Assambly Deassambly) :

· X.3 : mengontrol Operasi

· X.28 : Terminal Emulator

· X.29 : Host Emulator

Fungsi dari VTP untuk Presentation Layer adalah :

a. Membuat dan memelihara struktur data

b. Translating karakteristik terminal ke bentuk standard

6. Application Layer

Pada layer ini ada dua jenis protokol yang sering dipakai, yaitu :

· SNMP (Simple Network Management Protocol)

Protokol ini berfungsi menyederhanakan Sistem Network yang kompleks menjadi sederhana. Semua informasi tentang Network akan ada di masing – masing kelompok yang berada pada Management Information Base (MIB).

Secara umum protokol ini melakukan :

a. Restruktur network ke arah yang mudah dikontrol dengan membagi atas bagian – bagian

b. Semua informasi disimpan pada MIB

c. Memiliki Security

d. Memiliki Privacy di masing – masing kelompok maupun antar kelompok

e. Clock Syncronization

f. Mempunyai Access Control

SNMP merupakan suatu komponen yang memegang peranan penting di dalam Sistem Management Network yang merupakan suatu kumpulan tool untuk memonitori dan mengontrol Network yang memiliki sifat :

a. Seorang operator interface mampu memberikan perintah – perintah untuk melengkapi sebagian atau seluruh kerja management network.

b. Sebagaian Hardware dan Software yang dibutuhkan untuk Management dapat digabung ke dalam peralatan yang ada.

Komponen dari Sistem Management Network adalah:

Ø Manajement terminal kerja atau manager merupakan peralatan yang berdiri sendiri namun memiliki kemampuan untuk diterapkan pada sistem distribusi, manajemen terminal kerja menjadi penghubung antara seorang manager network dengan Sistem Management Network.

Ø Agent yaitu platform – platform kunci seperti Host, Bridge, Router dan Hub yang mungkin disertakan bersama Software Agent sehingga dapat dikelola dari sebuah manajemen terminal kerja.

Ø Management Information Base

Ø Protokol Manajement Network.

Manajemen terminal kerja dan agent dihubungkan oleh sebuah Network Management Protocol. SNMP dipakai untuk manajemen network TCP/IP, sedangkan untuk network berbasis OSI digunakan CMIP (Common Management Information Protocol).

SNMPv2 yaitu versi SNMP yang telah disempurnakan, telah bisa digunakan pada network berbasis TCP/IP dan OSI.

· FTP (File Transfer Protocol)

Protokol ini bertujuan untuk transfer suatu file atau bagian dari file dengan menggunakan FTP command yang dilakukan dengan menambah driver pada sistem operasi sehingga sistem operasi dapat digunakan secara interaktif oleh User saat online.

Protokol ini sering kali mencakup layer 5, 6 dan 7 bersama – sama sehingga berfungsi sebagai User Application untuk langsung mengakses Transport Layer agar File terkirim.

ISO menggunakan standar FTP yaitu FTAM (File Transfer, Access and Management) dalam mengirim, mengakses maupun memanajemen File. Standar ini memiliki tiga ciri, yaitu :

a. Virtual Filestore Definition yaitu struktur File, atribut yang menunjukkan suatu file, tindakan – tindakan penanganan suatu File dan elemen File.

b. File Service Definition yaitu mendefinisikan pelayanan – pelayanan yang ada kepada User untuk mengakses dan memanipulasi File virtual.

c. File Protocol Spesification yaitu berfungsi untuk menyediakan sebuah dukungan langsung pelayanan FTAM. Terdapat sebuah mapping satu – satu dari pelayanan sederhana sampai protocol Unit Data. Bagian ini akan melakukan Setup pada bagian koneksi dan menyisipkan checkpoint pada aliran Data.

Ada tiga kemungkinan proses File transfer, yaitu :

Ø User akan mentransfer File dari dirinya ke orang lain yang ada dalam Network.

Ø User akan mentransfer File dari User lain ke dirinya.

Ø User pertama akan mentransfer File dari dirinya ke User lain atau dari User kedua ke User ketiga atas komando User pertama.

File yang ditranfer oleh User dapat berupa :

Ø Data di dalam File tersebut.

Ø Data dan struktur File.

Ø Data dan struktur File dan atribut lainnya, seperti Access Control List, Index, Update, dan yang lainnya.

Service yang dapat dihasilkan oleh FTP adalah:

a. Access Control

b. Processing Mode

c. File Name Facilities

d. Alternating Operation

e. File Management Facilities

f. Error Recovery

g. Flow Control

h. File Structure

i. Status Report

Tidak ada komentar:

Posting Komentar